Aceh Selatan bangun tiga SMA Unggul baru


Aceh  - Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan akan membangun tiga SMA Unggul baru pada tahun 2015, untuk meningkatkan mutu pendidikan dan lulusan yang berkualitas di daerah itu.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh Selatan H Yusafran melalui Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Kabid Dikmen) Farid Wajidi di Tapaktuan, Rabu menyatakan, tiga sekolah unggul itu berlokasi di Kecamatan Trumon Raya, Kluet Raya dan Labuhanhaji Raya.

Ia menyatakan, dengan dibangunnya tiga sekolah unggul baru tersebut, telah melengkapi ketersediaan sekolah unggulan tingkat SMA di daerah penghasil pala itu, dimana keberadaannya telah mewakili wilayah masing-masing.

Sebelumnya, di Kabupaten Aceh Selatan telah memiliki dua sekolah unggulan yakni SMA Unggul Tapaktuan dan SMA Insan Madani Meukek.

"Ini merupakan program Bupati Aceh Selatan H T Sama Indra untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah ini sekaligus ingin melahirkan lulusan SMA yang berkualitas sehingga di terima atau mampu berkuliah di perguruan tinggi negeri ternama di seluruh Indonesia," katanya.

Dia mengatakan, selain membangun SMA Unggul, pada tahun 2015 ini Pemkab Aceh Selatan juga membangun beberapa bangunan sekolah tingkat SMA yang baru untuk menambah bangunan SMA yang telah ada di masing-masing kecamatan.

Seperti di Kecamatan Meukek dan Samadua, kata Farid, akan dibangun Gedung SMAN 2 yang baru sehingga di masing-masing kecamatan tersebut akan memiliki dua gedung SMA, sehingga keberadaan siswa yang selama ini tidak tertampung lagi di SMAN 1 akan ditampung di SMAN 2 tersebut.

Menyangkut telah timbul aksi penolakan dari sebagian masyarakat Trumon terkait rencana pemindahan SMAN 1 Tromun yang akan dijadikan sebagai lokasi SMA Unggul, menurut Farid Wajidi hal itu terjadi karena miskomunikasi atau salah faham saja.

Sebab, ujarnya, sampai saat ini pihak Dinas Pendidikan Aceh Selatan belum memutuskan dimana letak lokasi SMA Unggul di Kecamatan Trumon.

"Memang pada tahun 2015 ini, di Kecamatan Trumon yang berjarak sekitar 1 Km dari lokasi SMAN 1 Trumon di Desa Sigleng akan dibangun Gedung SMA baru. Tapi itu belum diputuskan apakah akan dijadikan SMAN 1 atau SMA Unggul, sebab masih harus dimusyawarahkan kembali dengan tokoh masyarakat setempat," ujarnya.

Seperti diketahui, terkait rencana penempatan lokasi SMA Unggul di Kecamatan Trumon telah terjadi pro dan kontra. Sebagian masyarakat menginginkan agar lokasi SMA Unggul dalam wilayah Trumon Raya di tempatkan di SMAN 1.

Sedangkan SMAN 1 di pindahkan ke lokasi bangunan SMA baru yang akan dibangun tahun ini. Sementara sebagian masyarakat lainnya tetap mempertahankan agar SMAN 1 yang berlokasi di Desa Sigleng Kecamatan Trumon tidak dipindahkan.

Tarik menarik lokasi penempatan SMA Unggul ini telah menimbulkan polemik di kecamatan itu. Bahkan pada Senin (25/5), sejumlah perwakilan tokoh masyarakat dan Komite Sekolah SMAN 1 Trumon telah mendatangi kantor DPRK Aceh Selatan mengadukan persoalan itu kepada anggota dewan.

Dalam pertemuan dengan anggota dewan, msyarakat Kecamatan Trumon dengan tegas menyatakan menolak rencana Pemerintah setempat memindahkan lokasi SMAN 1 Trumon di Desa Sigleng ke desa lain di dalam kecamatan yang sama.

Sebab, kata warga, sesuai dengan statemen Bupati Sama Indra di Kecamatan Trumon Timur saat meresmikan SMKN Trumon Timur beberapa waktu lalu, bahwa SMAN 1 Trumon akan dipindahkan ke lokasi lain dan Gedung SMAN 1 tersebut akan dipakai untuk SMA Unggul Trumon Raya.

"Kebijakan ini sangat mengecewakan masyarakat Trumon terutama para wali murid. Pasalnya, selama ini keberadaan SMA unggul itu akan menumpang di SMAN 1, sekolah induk yang dipindahkan," kata Teuku Heru Zulfikar, Ketua Komite SMAN 1 dalam pertemuan itu.

Salah seorang alumni sekolah itu, Teuku Dasrul menerangkan, hasil rapat komite sekolah dengan para wali murid dua hari lalu di sekolah itu menyatakan sepakat menolak relokasi sekolah tersebut.

Soalnya, sekolah SMAN 1 yang dulunya tidak memiliki apa-apa dan kini telah lengkap sarana dan prasarana di sekolah itu, harus dipindah sehingga SMAN 1 harus memulai lagi dari nol.

"Ini pembodohan terhadap mayoritas siswa hanya untuk menyelamatkan 25 siswa SMA unggul. Ironisnya lagi lokasi sekolah SMAN 1 yang direncanakan adalah bekas Gedung SD yang tidak dimanfaatkan lagi dengan kondisinya sangat memprihatinkan," ujar T Dasrul.

Alumni lainnya Syaidah menambahkan, isu pemindahan SMAN 1 Trumon dalam tahun ajaran baru ini ternyata telah meresahkan para siswa di sekolah tersebut.

Sebab, kehadiran SMA Unggul di sekolah itu telah menyingkirkan mereka dari fasilitas sekolah yang ada. Hal ini, ujarnya, sangat rawan timbulnya tawuran antar siswa jika permasalahan itu tidak ditangani segera.

Salah seorang wali murid SMAN 1 Trumon, Toufik Kamil merasa pusing memenuhi permintaan anaknya yang ingin pindah sekolah jika sekolah tersebut jadi dipindahkan.

"Bukan anak saya saja, bahkan teman-temannya juga akan melakukan hal yang sama ke sekolah yang banyak tersedia sarananya," tutur Toufik seraya menerangkan akan terjadi pengurangan jumlah murid sekolah jika tetap dipaksakan pindah.

Kekecewaan atas rencana pemindahan sekolah juga disampaikan mantan keuchik Desa Sigleeng M Juar. Menurutnya, pada waktu pendirian SMAN 1 Trumon pihaknya menghibahkan tanah untuk sekolah SMAN 1 bukan sekolah unggul. Sekarang malah dipindahkan dan ini tidak memperhatikan sejarah.

Perwakilan masyarakat Trumon lainnya berujar, bahwa mereka merasa bangga akan penempatan SMA unggul di daerah itu. Namun yang ditolak masyarakat adalah relokasi SMAN 1.

"Kenapa harus mengorbankan sekolah yang ada sejak lama hanya untuk fasilitas unggul, bukankah sekolah unggul jumlah siswanya hanya sedikit dan pilihan," katanya.

Menurutnya, jika pemerintah kabupaten berniat tulus ingin mengembangkan dunia pendidikan di Aceh Selatan melalui sekolah unggul yang notabene untuk siswa terpilih dan pintar, kenapa tidak dibangun gedung baru untuk SMA unggul yang tidak harus mengorbankan sekolah yang ada.

Ketua DPRK Aceh Selatan, T Zulhelmi mengatakan, sesuai dengan fungsi legislatif maka pihaknya akan menindaklanjuti aspirasi masyarakat tersebut kepada eksekutif melalui dinas terkait.

"Kami segera akan menggelar pertemuan dengan Dinas Pendidikan menyangkut dengan persoalan ini, selanjutnya DPRK dalam ini melalui Komisi A bersama Dinas Pendidikan Aceh Selatan akan melakukan kunjungan ke sekolah itu," kata Zulhelmi. [Antara]

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama